LEBIH DEKAT DENGAN EKOSISTEM DI INDONESIA Bagian I.

Ekositem adalah suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis mahluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, tanah) serta kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keutuhan ekosistem adalah energitika (taraf trofi atau makanan: produsen, konsumen dan redusen), pendauran hara (peran pelaksana trofi) dan produktifitas (hasil keseluruhan sistem). Jika dilihat dari komponen biotanya yang dapat dilihat dalam ekosistim ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut. Selain itu, keberadaannya ditentukan juga oleh keadaan lingkungan fisik dan kimia disekitarnya. Dengan demikian, interaksi antar organisme ditentukan juga oleh keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem itu.
Karena ekosistem terdiri dari atas perpaduan berbagai jenis dengan berbagai macam kombinasi lingkungan fisik dan kimia yang beraneka ragam juga, maka jika susunan komponen jenis dan susunan faktor fisik serta kimianya berbeda, ekosistem yang dihasilkannya pun akan berlainan pula. Perbedaan ini akan terlihat pula pada perbedaan gatra pencirian ekosistem, yaitu perbedaan energitika, penadauran hara dan produktifitasnya. Berdasarkan hal tersebut  maka ekosistem itu beragam, karena tidaklah mungkin semua ekosistem terdiri organisme-organisme yang sama dengan unsur-unsur lingkungan fisik dan kimia yang sama. Dengan demikian suatu tipe ekosistem tertentu akan terdiri atas kombinasi organisme dan unsur lingkungan yang khas dan berbeda dengan susunan kombinasi ekosistem yang lainnya.
Indonesia terdiri dari sekitar 17.504 pulau besar dan kecil, yang masing-masing pulau telah mengalami proses pembentukan yang berbeda-beda dengan sejarah geologi yang tidak sama. Bentangan yang luas dengan susunan daratan dan lautan yang tidak seragam mengakibatkan timbulnya keanekaragaman dan kisaran iklim yang luas.  Keanekaragaman jenis yang menghuni alam indonesia pun luar biasa besarnya. Dengan beragamnya tanah, iklim, letak geografi yang membentang luas serta jenis-jenis mahluk yang sangat bervariasi itu akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga akan beraneka ragam.

 
Gambar 1. Contoh Ekosistem Khas Indonesia

TIPE-TIPE EKOSISTEM
Dalam pengenalan tipe-tipe ekosistem pada umumnya digunakan ciri-ciri komunitas yang paling menonjol. Khususnya untuk ekosistem daratan maka yang digunakan adalah komunitas tumbuhan atau vegetasinya, karena wujud vegetasi merupakan pencerminan fisiognomi atau penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungannya. Pada dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu ekosistem bahari, ekosistem darat alami, ekosistem suksesi dan ekosistem buatan.
I. KELOMPOK EKOSISTEM BAHARI
Gambar 2. Ekosistem Bahari Indonesia
Gambar 2. Ekosistem Bahari Indonesia
Ekosistem perairan bahari dibedakan atas perairan dalam, perairan dangkal atau ekosistem litoral dan daerah pasang surut.
1.1  Ekosistem laut dalam
Gambar 3. Ekspedisi Laut dalam Indonesia
Gambar 3. Ekspedisi Laut dalam Indonesia
Ekosistem laut dalam sebenarnya terdiri dari beberapa subsistem, dan dapat dibagi menjadi sistem pelagik dan bentik. Cahaya matahari hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 20-30 m. Pada kedalaman dimana tidak terdapat cahaya matahari adalah daerah afotik. Kadar oksigen pada daerah tersebut rendah sehingga yang hidup di daerah tersebut hanya organisme heterotrof yang mengandalkan jatuhnya sisa-sisa organik dari lapisan atasnya. Oleh karena itu,  secara umum dapat dikatakan bahwa keanekaragaman jenis di laut dalam tidak setinggi di ekosistem lainnya. Saat ini, pengetahuan tentang kehidupan di laut dalam, di kawasan perairan Indonesia masih sangat kurang.
1.2  Pantai pasir Dangkal
Gambar 4. Pesona Hamparan Pantai Pasir Indonesia
Gambar 4. Pesona Hamparan Pantai Pasir Indonesia. Sumber: Dok. Pribadi Jaya
Komunitas ini, beserta tiga tipe ekosistem berikutnya terletak di pantai yang tergenang air laut kecuali ketika air surut rendah. Pantai pasir umumnya terdapat di wilayah pesisir terbuka dan jauh dari pengaruh sungai besar, tetapi dapat pula terletak diantara dinding batu terjal. Pantai pasir bisa membentang beratus-ratus kilometer ke arah laut dan berakhir pada tubir (fringing reef). Pantai seperti ini terdapat antara lain di pantai utara Jawa, pantai Bali, Sumbawa, Lombok dan Sulawesi. Komunitas pada habitat ini didominasi oleh empat jenis rumput laut yaitu Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule tridentata, dan Thalasia hemprichii. Adakalanya bercampur dengan beberapa jenis ganggang laut, Gracilaria, Halimeda, Padina dan Sargassum.
1.3  Terumbu karang
Terumbu karang (coral reef) terbentuk sebagai hasil kegiatan berbagai jenis organisme, terutama golongan Coelenterata, serta biota lainnya seperti cacing, siput, dan kerang serta ganggang berkapur seperti Halimeda dan Lithothamnion. Terumbu karang terbentuk pada perairan jernih, karena itu tidak terdapat pada pantai utara Jawa tetapi banyak terdapat di pantai selatan Jawa, Bali, pulau-pulau sebelah barat Sumatera, Nusa Tenggara dan Maluku. Di pantai landai, komunitas ini dapat terbentang luas dibandingkan di pantai curam. Bedasarkan kondisi topografi setempat, pantai karang dapat berkembang dekat garis pantai atau dipisahkan dari garis pantai oleh endapan pasir atau goba (lagoon). Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai jenis ikan hias bernilai ekonomi tinggi.
Gambar 5. Keindahan Ekosistem Terumbu Karang Indonesia
Gambar 5. Keindahan Ekosistem Terumbu Karang Indonesia
1.4. Pantai Batu
Pantai batu dapat berupa batuan padas yang berasal dari proses konglomerasi batu-batu kecil dengan tanah liat dan kapur atau terbentuk dari bongkah-bongkah batu granit yang besar-besar, dan biasanya terdapat di wilayah pesisir yang berbukit dan berdinding batu di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatera, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku. Vegetasi didominasi oleh ganggang Eucheuma, Gelidium dan Sargassum.
Gambar 6. Pantai Batu-Sabang
Gambar 6. Pantai Batu-Sabang. Sumber: Dok. Pribadi Jaya
1.5. Pantai Lumpu
Pantai lumpur terdapat di muara sungai dan sekitarnya. Bila sungainya besar maka pantai lumpur dapat membentang luas ke laut. Pantai seperti ini banyak terdapat di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Pada habitat ini berkembang komunitas pionir Avicennia atau Sonneratia dan adakalanya berkembang pula komunitas rumput laut Enhalus acoroides. Tipe ekosistem ini dapat juga disebut ekosistem estuarina. Ekosistem ini merupakan tempat asuhan berbagai jenis biota laut dalam melengkapi perjalanan daur hidupnya. Oleh karena itu, pada saat-saat tertentu pada ekosistem ini banyak terdapat biota pelagik atau demersal, misalnya dalam bentuk ikan himpun dan sejenisnya. Pantai lumpur juga menjadi habitat ikan gelodok.
Bersambung.....

0 komentar: